Text
Pemanfaatan Akar Mengkudu Sebagai Pewarna Tekstil Alami Pada Kain Katun Dengan Metode Ekstraksi
Saat ini sering ditemukan penggunaan pewarna sintetis dalam berbagai macam industri seperti tekstil, makanan, dan obat-obatan. Pewarna sintetis sendiri dapat berdampak buruk terhadap kesehatan dan juga lingkungan. Oleh karena itu penggunaan zat warna sintetis mulai dikurangi dengan memanfaatkan zat warna alami sebagai pengganti. Pada penelitian ini mengenai pemanfaatan zat warna alami dari ekstrak kulit akar mengkudu (Morinda citrifolia Linn). Ekstraksi zat warna pada kulit akar mengkudu menggunakan teknik maserasi dengan pelarut metanol dan ekstraksi batch dengan pelarut air. Pengolahan sampel zat pewarna dilakukan menggunakan metode ekstrasi batch dan ekstraksi maserasi. Pengolahan pewarna ini menggunakan perbandingan akar mengkudu: air = 1:10 untuk ekstraksi batch dan 1:4 untuk ekstraksi maserasi. Hasil ekstrak yang diperoleh dari pelarut air berwarna coklat kehitaman, sedangkan dari pelarut metanol berwarna merah. Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk mewarnai kain katun dengan penambahan kapur tawas sebagai mordan sebanyak 1 gram. Pada proses perendaman kain katun dilakukan variasi lama waktu perendaman yaitu 8, 16, 24, 32 dan 40 jam. Parameter uji tahan luntur warna terdapat pada SNI ISO 105-C06, hasil dari pengujian ini menunjukkan rata-rata sampel bernilai cukup. Sehingga diperoleh nilai terbaik sampel yaitu pada perendaman selama 40 jam dengan kadar pewarna yang paling tinggi. Ekstrak dari kedua pelarut tersebut dapat mewarnai kain katun dengan warna bervariasi yaitu kuning dan merah. Penambahan mordan dapat memperkuat ikatan antara zat warna dengan serat kain serta mempertajam warna kain yang dihasilkan. Uji ketahanan warna kain katun menggunakan air deterjen 0,5% yang direndam selama 15 menit, menunjukkan kain katun yang diwarnai tidak mudah luntur.
Kata kunci: akar mengkudu, ekstraksi, katun, pewarna
TKIM 210011 | TKIM 321 YOG p | My Library | Available |
No other version available