Text
Pengaruh Variasi Volume Ekstrak Minyak Biji Pepaya Dan Bibit Parfum Terhadap Mutu Aroma Parfum
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh limbah biji pepaya yang belum banyak dimanfaatkan masyarakat. Biji hitam denga selaput bening ini memiliki kadar minyak mengandung asam oleat 71,60% dengan khasiat sebagai bahan penambah tekstur. Menurut Paula Begoun asam oleat adalah salah satu asam lemak yang lebih stabil, dan memiliki kemampuan unik untuk mempertahankan efektivitas bahan yang lebih halus seperti antioksidan dengan membantu melindunginya dari degradasi cahaya dan udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas (ALB) dan densitas optimum pada pembuatan minyak biji pepaya sesuai volume standar mutu Nature in Bottle, USA dan menentukan variasi konsentrasi minyak biji pepaya dan bibit parfum dengan perbandingan 1:1 ; 1:1,5 ; 1:2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ekstraksi soxhlet dan destilasi dengan dua kali percobaan (duplo). Hasil penelitian menunjukkan pada proses ekstraksi biji pepaya diperoleh minyak yang masih menyatu dengan pelarut n-Heksana. Kadar asam lemak bebas (ALB) sampel 1 dan sampel 2 yakni 5,23% dan %,40% dengan rata-rata yakni 5,315%. Hasil densitas kedua sampel yakni 2,36g/ml. Berdasarkan hasil penelitian produk parfum dengan variasi konsentrasi minyak biji pepaya dengan perbandingan 1:1,5 merupakan parfum terbaik dengan indikator aroma, warna, dan tekstur banyak diminati oleh responden. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa biji pepaya bisa dimanfaatkan menjadi minyak melalui proses ekstraksi soxhlet dan destilasi sebagai bahan tambahan dalam parfum.
Kata Kunci: Biji Pepaya, Metode Ekstraksi, Metode Destilasi, Uji Organoleptik, Parfum
TKIM 210014 | TKIM 321 YUD p | My Library | Available |
No other version available